Kamu yang Beda dari Kamu-Kamu yang Lainnya.

Untuk Pacarku,

Detik ini juga, aku tuliskan surat untukmu.

Kamu, yang tak hentinya memendam ungkapan perasaanmu persis seperti aku, yang tak hentinya memendam pertanyaan-pertanyaanku tentangmu, yang namanya terekam jelas di otakku sebagai panggilan yang lebih dari sekadar sayang. Namamu itulah panggilan favoritku. Aku tak perlu merubah namamu menjadi panggilan lain ketika kata itu dengan sendirinya sudah khusus di hatiku. Continue reading

Hari ke-2: Untuk Yang Di Atas

Terima kasih.

 

Terima kasih atas udara yang menyiapkan oksigen untuk nafasku hari ini.

Terima kasih atas buliran beras yang mengisi piringku hari ini.

Terima kasih atas dinding dan atap yang rela berpanas menaungi kulitku hari ini.

Terima kasih atas kehadiran dan kesehatan anggota keluargaku hari ini.

Terima kasih atas ribuan detik yang dengan tepat mengisi dua putaran jarum jamku hari ini.

Continue reading